Renungan bagi yang sudah menikah dan
motivasi buat yang belum nikah......
Inspiring banget...
Dapet pesan dari WhatsApp.
Ketika menbacanya menjadi terhenyuk, sembilu. Ampe malu sendiri. Mungkin karna
ini di tulis dengan penuh kehayatan. Juga ternyata ini di tulis wawancara
langsung dengan mereka yang ada disana.
Apalagi ada kata-kata
“Hafal Quran”. Wah, jadi tambah malu karena belum apa diri ini.
Yok di simak.
Biasanya pasangan pengantin baru akan
melalui hari-harinya dengan penuh keindahan dan kesenangan, serta tidak sedikit
dari mereka yang pergi ke tempat rekreasi untuk berbulan madu.
Hal itu tidak berlaku bagi
pengantin baru di Suriah. Tidak ada kata bersantai-santai atau bercumbu mesra
seharian dengan pasangan, tetapi sang istri harus menyiapkan peralatan perang
untuk suaminya, inilah kurang lebih yang diceritakan Fathi At-Tamimi, relawan
Indonesia untuk Suriah yang saat ini berada di Turki dalam status Facebooknya
pada Rabu (22/08).
Dia menuturkan, Perempuan 20
tahun hafal Al-Qur'an itu dengan berlinang airmata menjahit sendiri baju tempur
suaminya yang baru dinikahi dua mınggu saat pertempuran pertama memanggil para
patriot membela agama Kemudian mengenakannya pada suatu malam yang diisi satu
doa dibaca agak keras berulang-ulang saat sujud panjang.
“Bila suamiku adalah milik
para Bidadari-Mu, Jangan kembalikan ia padaku,
Bariskan sebanyak mungkin
mereka di pintu langit untuk menjemputnya.
Tapi bila berjodoh sampai
lama, Jangan Engkau biarkan sebuah lubangpun pada pakaian ini.
Aku akan bergembira apapun
keputusan-Mu
Dan jadikanlah ia
pendampingku di dunia dan di Surga.”
Sang suami yang mengintip
adegan tersebut lalu bertempur bagai singa luka, tiga tank dirusak sendirian,
Maju paling depan kembali paling belakang, Belum pernah punggungnya dilihat
musuh, Melegenda dıantara kawan lawan, dibakar doa dan kepasrahan istri
tercinta.
Disaat yang sama, istrınya
bekerja keras membantu korban-korban perang, menghibur mereka, menjamin sandang
pangan papan, merawat luka, mendoakan pejuang, menjadi pemimpin grup relawan
terdiri dari keluarga mujahidin atau yang ditinggalkan.
Ketika akhirnya Bidadari
Surga menjemput suaminya di pintu langit, Para komandan grup seluruh Suriah
bahkan yang bermarkas di gunung-gunung datang atau mengirim utusan berbela
sungkawa
“Suamimu, Abu Umar, Adalah
pahlawan dan kebanggaan kami, Semoga akan banyak laınnya di negeri ini.”
Ketika banyak orang kaya di
negara-negara Arab mendengar kisah beliau, Mereka berlomba melamarnya, Tapi
beliau enggan dan membaktikan hıdupnya demi rakyat, berjanjı tıdak akan menikah
lagi hingga Suriah bebas dari rezim Syi'ah.
Perempuan itu namanya
perlahan mulai berkibar, Jadi contoh ketabahan gadis-gadis lain dan sekarang
dijulukı Oummus Suuri, Ibunya Suriah. Namanya Ahlam Al-A'ini darı Homs.
Kisah ini dicerıtakan
langsung oleh salah satu korban perang yang sempat dırawat oleh beliau di RS.
lapangan di Homs dan sekarang berada di kamp pengungsian di Turki.
ISTAMBUL (gemaislam.com) -
0 komentar:
Posting Komentar