Ingat Waktu

Ingat Waktu

Pages

Kamis, 23 Oktober 2014

Dialog Dosen JIL dengan Mahasiswa


Hanya ingin berbagi tentang secercah hikmah yang selama ini dianggap tak berguna. Dengan mengakui kelemahan penulis. Sungguh ini adalah sikap dari seorang Muslim yang ingin Agamannya di hormati oleh penghuninya.
Maka inilah Hasrat yang timbul.
Tentang iman yang tak terjamah oleh khalayak.
Sekali lagi tentang Iman. tepat di sini. di jari telunjuk yang mengarah ke dada, jauh menghujam . masuk melalui relung kegelapan jiwa. mampu menembus hati. bahkan lebih dari yang di artikan hati itu sendiri.

Lalu apakah teori Liberalitas dapat mengalahkan kita dalam menyatukan hati dan fikiran.?
simak dengan seksama bersama lantunan Iman.

DOSEN :  "Saya bingung, banyak Umat Islam diseluruh dunia lebay..
Kenapa harus protes dan demo besar-besaran cuma karena tentara amerika menginjak, meludahi dan mengencingi Al-Quran?
Wong yang dibakar kan cuma kertas, cuma media tempat Quran ditulis saja kok...
Yang Quran nya kan ada di Lauh Mahfuzh. Dasar ndeso. Saya kira banyak muslim yang mesti dicerdaskan."

Meskipun pongah namun banyak mahasiswa yang setuju dengan pendapat dosen liberal ini.
Memang Quran kan hakikatnya ada di Lauh Mahfuz.

Tak lama sebuah langkah kaki memecah kesunyian kelas. Sang mahasiswa kreatif mendekati dosen kemudian mengambil diktat kuliah si dosen, dan membaca sedikit sambil sesekali menatap tajam si dosen.

Kelas makin hening, para mahasiswa tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

MAHASISWA : "Wah, saya sangat terkesan dengan hasil analisa bapak yg ada disini."
ujarnya  sambil membolak balik halaman diktat tersebut.

"Hhuuh­hh...." semua orang di kelas itu lega karena mengira ada yang tidak beres.

Namun Tiba-tiba sang mahasiswa meludahi, menghempaskan dan kemudian menginjak-injak diktat dosen tsb.

Kelas menjadi heboh. Semua orang kaget, tak terkecuali si dosen liberal.

DOSEN : "kamu?! Berani melecehkan saya?! Kamu tahu apa yang kamu lakukan?! Kamu menghina karya ilmiah hasil pemikiran saya?! Lancang kamu ya?!"

Si dosen melayangkan tangannya ke arah kepala sang mahasiswa kreatif, namun ia dengan cekatan menangkis dan menangkap tangan si dosen.

MAHASISWA : "Marah ya pak? Saya kan cuma nginjak kertas pak. Ilmu dan pikiran yang bapak punya kan ada di kepala bapak. bapak marah yang saya injak cuma media kok. Wong yang saya injak bukan kepala bapak. Kayaknya bapak yang perlu dicerdaskan ya?

DOSEN : "#%&/&%@%&*/­(#@@##???.."
Si dosen merapikan pakaiannya dan segera meninggalkan kelas dengan perasaan malu yang amat sangat...

semoga bisa jadi Nutrisi bagi jiwa yang kehausan dalam telaga keberlimpahan hati.


disadur dari pesan WhatsApp berantai

0 komentar:

Posting Komentar