Bismilahirahmanirahim..
Jazakumullah al ulama fillah…
Mohon maaf lahir batin, ihkwah fillah
persoalan terbesar umat ini yang mengalami kekalahan di semua lini politik,
ekonomi, sosial, budaya militer. Bahkan di semua aspek kehidupan karena umat
islam telah meninggalkan islam meninggalkan alquran dan sunnah dan sampai
puncaknya adalah krisis ukhuwah bukan hanya bagi umat islam bahkan dari
ulamanya sendiri.
Ikhwah fillah kenapa kita tidak mempunyai
haibah (prestise) di dunia, di negeri sendiri, pada lingkungan kita sendiri
kita tidak punya haibah karna kita tidak punya ukhuwah, tidak punya kekuatan,
kenapa tidak punya ukhuwah karena tidak punya wahdah, sejujurnya kita belum
bersatu kesannya saja ,retorikanya saja bersatu, jati diri masing-masing masih
ingin eksis masing-masing, mazhab masing-masing pendapat kelompok organisasi masing-masing.
Kenapa kita tidak mempungyai wahdah? karena
kita mengalami yang di sebut ukhuwah saling cinta karena ALLAH, saling tolong karena
ALLAH, saling menghargai karena ALLAH, saling mendoakan karena ALLAH, saling mendukung karena ALLAH, saling menutupi aib
karena ALLAH,
kadang tidak perlu duduk bersama tapi hati bersama itu jauh lebih utama dan
tentu lebih afdol duduk bersama dan hati kita bersama seperti soff solat
berjamaah.
Kenapa kita tidak mengalami kekuatan
ukhuwah itu karena kita mengalami krisis iman ALLAH ridho-Nya, rahmat-Nya, ampunan-nya tidak menjadi
tujuan dan orentasi dalam setiap aktifitas kita, bahasanya agama tapi hatinya
dunia. Kelumpuhan terjadi bagi umat slam terutama juru dakwah adalah karena
mereka lebih melihat gonimah ketimbang ketaatan pada ALLAH dan Rasul-Nya.
Ikhwah kalau ALLAH dan Rasul dan akhirat
menjadi tujuan orentasi dalam setiap
harokah dakwah kita maka kita akan mengedepankan dakwah dalam setiap aktifitas
kita, tanpa di undang pun dakwah, tidak kita baru menunggu undangan baru mau
berdakwah. Ulama yang terbaik itu ulama air hujan yang menghujani siapa pun
minimal ulama mata air yang orang datang rindu, jangan jadi air pam kalo tidak
di undang tidak keluar dia kalo tidak di bayar tidak keluar dia tidak siqoh
dalam dakwah memilah-milih dalam dakwah, akhirnya retorika-retorika saja
intinya dia mencari uang ini ngamen ikhwah, atau menjadi juru dakwah air
comberan munafik dia berbuat maksiat.
Dakwah kita utamakan, kita berkumpul karena
mengutamakan dakwah kita bisa bersama karena mengutamakan dakwah jadi benang
tasbih walaupun bijiannya warna-warni, kalau benangnya adalah dakwah kita akan
bisa bersama ikhwah. Islam bisa berkembang karena dakwah Rasul menyerbarkan
pada para sahabat, mereka wafat lalu menyebar ke salafushalih dan kita bisa begini pun juga karena dakwah,
maka dakwah yang di utamakan di mulai dari diri sendiri(fardiyah), keluarga
kita (ahliyah), lalu sahabat-sahabat kita lalu khususnya orang-orang penting, lalu
tabliq, taklim (istimaiyah) kemudia umumnya siapapun didakwahi tanpa merasa
paling suci.
Kemudia kalau dakwah yang menjadi prioritas
maka yang kedua adalah ukhuwah, nah buah dari orentasi dakwah itu adalah
ukhuwah banya kita berbeda fahan dengan kawan-kawan yang misalnya: membit’ah
kan zikir, kita sayang pada yang membit’ahkan zikir ngak ada masalah, tidak
penting perbedaan itu yang penting ukhuwahnya yang penting dakwahnya. Hanya
karena erbedaan kunut tidak kunut tidak penting perbedaan itu yang penting
ukhuwahnya, tidak pnting zikir berjamaah itu yang penting semua umat itu
bertobat itu yang penting, jadi hal-hal yang kecil yang masih persoalan
furu’iyah kecuali yang sudah difatwakan dengan jelas (bayyan) oleh majelis
ulama indonesia. Ada yang kita bersama ada yang kita tidak bisa bersama.
Kemudia yang ketiga kalau sudah dakwah yang
menjadi prioritas maka ukhuwah, kalau ALLAH sudah menjadi tujuan priorias nakbudu’ kami
beribadah bersama, kami mohon pertolongan kepada ALLAH, kami dan bukan aku,
aku kamu lebur menjadi kami, kemudian yang ketiga maslahah yang di kedepankan,
kita disamping masjid ada musola yang berbeda yang tidak sependapat dengan
sepeker ‘aspek’ anti speker musolanya hancur bocor kita bangunkan subhanalloh
tidak ada masalah sepeker tidak sepeker maslahahnya untuk umat biar bisa solat
di musola itu. Ini kemaslahahan harus dikedepankan setelah ukhuwah dan
prioritas dakwah maka bahagia sekali. Ini saatnya bukan lagi
retorika-retorikaan, bukan lagi main-main dakwah, bukan lagi eksis-eksisa diri,
tidak perlu geer dengan pujian dan tidak perlu sakit hati dengan hinaan,
saatnya kita menjadi teladan bagi umat jadi mata air menjadi cahaya.
Apa
yang di hati itu yang di fikirkan, apa yang di fikirkan itu yang di ucapkan,
apa yang di ucapkan itu yang diamalkan (alif hidupnya), istiqomah siqoh lahir
batin taat pada ALLAH, figur teladan bagi umat tidak lagi main-main menjual dan
memainkan kata tidak perlu dengan gaya-gaya tidak perlu takut dengan cacian
hinaan gosip, keniscayaan akan di caci maki oleh orang mujrimun itu, fitnah itu
menyakitkan kkotoran tapi dengan iman itu bisa menyenangkan bisa menjadi pupuk
yang menyuburkan keimanannya baginya. Ketahui lah ikhwah yang paling pantas
berdakwah itu siapa? Hamba yang istiqomah yang tidak main-main kata-katanya
makanya surat dalam fusilat mereka yang istiqomah lalu mereka berdakwah, ikhwah
bahasa itu rasa, umat itu bisa merasakan mana yang main-main kata mana yasng
seirus berdakwah, mana yang istiqomah, mana yang setiap kata-katanya
betul-betul mencintai umat inilah keadaan sekarang!
Puncak perjuangan kita adalah tegaknya
syariat ALLAH
dinegeri yang kita cintai ini dan tegaknya kilafah islamiah.
(ustd Arifin Ilham)