Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.

Tantangan dakwah seperti itu. Diuji dengan kesusahan… Dicoba dengan penderitaan… Insya Allah, kita kuat.(Ust Rahmat Abdullah)


dua doa dari malaikat bagi mereka yang menjaga wudhunya "Allahumagfirlahu war hamhu"

lihat di surat Al-Baqarah: 222 betapa Allah sayang sekali dengan mereka yang menjaga kesuciannya (wudhu)"


ingat!!! Al Quran itu Al Huda, As syifa, Az Zikr, Al Furqon

"Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat." (Muttafaqun'alaih)


Mulai lah dengan berfikir Jernih, buka mata hati

sudah banyak bukti secara Zahir maupun Shir. seolah olah di beri jalan padahal tidak...

Ingat Waktu

Ingat Waktu

Pages

Minggu, 31 Agustus 2014

Ispirasi Perang Badar



Doa itulah yg mencenungkan saya, hingga fikiran ini penuh dengan rasa takjub. Ya begitu lembut,..."ya alloh" lirihny dengan mata kaca, "jika kau biarkan pasukan ini binasa, kau takkan di sembah lagi d bumi! Ya alloh, kecuali jika kau memang memghendaki untuk tak lagi di sembah di bumi!" gemetar bahu itu oleh isaknya, ...
Dan selendang di pundaknya pun luruh seiring gigil yang menyesakkan..

Andai boleh lancang, saya menyebutnya doa yang mengancam ...
Dan abubakar, lelaki dg iman tanpa retak itu punya kalimat yg jauh lebih santun untuk menggambarkan perasaan saya, " sudahlah ya rasululloh," bisiknya sambil mengalungkan kembali selendang sang Nabi, " demi alloh, dia tak pernah megingkari janjiNya padamu!"

Doa itu tlah menerbitkan sejuta tanya d hati saya...
Ingat sahabat, jika ada perintahNya yang berat bagi kita, mari pejamkan mata untuk menympurnakan keterhijaban kita…
Lalu kerjakan, sambil memejamkan mata adalah tanda bahwa kita mnyerah pasrah pd tanganNya yang telah menulis takdir kita...


(Salim A Fillah)

Sang Faruq dihadapan Ghanimah

Ini dia sang Faruq, Umar ibn khathab ketika bergunung-gunung harta kemaharajaan Persia kilau kemilau memenuhi Madinah. Ketika itu semua mengucapkan selamat dan doa-doa indah atas keberhasilannya menggelorakan jihad, meninggikan kaliamat Allah, memakmurkan muslimin.

Tetapi dipojok sana, sang khalifah tersedu-sedu. Dihamparan intan, emas, dan segala benda mewah, air matanya tumpah.

“Mengapa kau menagis, Hai Amirul Mukminin?” tanya seorang sahabat, bukankah Allah telah telah membukakan keberkahan langit dan bumi bagi umat ini melalui tanganmu ?”. maka Umar mendongak dengan mata memerah dan pipi basah, Dusta! Demi Alloh ini Dusta! Demi Allah, bukan begitu!. Sebab andai semua ini kebaikan,” ujarnya menunjuk tumpukan berlian dan mas kencana, “mengapa ia tidak terjadi di zaman Abu Bakr, juga tak di jaman Rasulullah? Maka demi Allah, ini semua pasti bukan puncak kebaikan!”.

(Salim A Fillah)

Tegaknya Dakwah

Bismilahirahmanirahim..
Jazakumullah al ulama fillah…
Mohon maaf lahir batin, ihkwah fillah persoalan terbesar umat ini yang mengalami kekalahan di semua lini politik, ekonomi, sosial, budaya militer. Bahkan di semua aspek kehidupan karena umat islam telah meninggalkan islam meninggalkan alquran dan sunnah dan sampai puncaknya adalah krisis ukhuwah bukan hanya bagi umat islam bahkan dari ulamanya sendiri.

Ikhwah fillah kenapa kita tidak mempunyai haibah (prestise) di dunia, di negeri sendiri, pada lingkungan kita sendiri kita tidak punya haibah karna kita tidak punya ukhuwah, tidak punya kekuatan, kenapa tidak punya ukhuwah karena tidak punya wahdah, sejujurnya kita belum bersatu kesannya saja ,retorikanya saja bersatu, jati diri masing-masing masih ingin eksis masing-masing, mazhab masing-masing pendapat kelompok organisasi masing-masing.

Kenapa kita tidak mempungyai wahdah? karena kita mengalami yang di sebut ukhuwah saling cinta karena ALLAH, saling tolong karena ALLAH, saling menghargai karena ALLAH, saling mendoakan karena ALLAH, saling mendukung karena ALLAH, saling menutupi aib karena ALLAH, kadang tidak perlu duduk bersama tapi hati bersama itu jauh lebih utama dan tentu lebih afdol duduk bersama dan hati kita bersama seperti soff solat berjamaah.

Kenapa kita tidak mengalami kekuatan ukhuwah itu karena kita mengalami krisis iman ALLAH ridho-Nya, rahmat-Nya, ampunan-nya tidak menjadi tujuan dan orentasi dalam setiap aktifitas kita, bahasanya agama tapi hatinya dunia. Kelumpuhan terjadi bagi umat slam terutama juru dakwah adalah karena mereka lebih melihat gonimah ketimbang ketaatan pada ALLAH dan Rasul-Nya.

Ikhwah kalau ALLAH dan Rasul dan akhirat menjadi tujuan orentasi  dalam setiap harokah dakwah kita maka kita akan mengedepankan dakwah dalam setiap aktifitas kita, tanpa di undang pun dakwah, tidak kita baru menunggu undangan baru mau berdakwah. Ulama yang terbaik itu ulama air hujan yang menghujani siapa pun minimal ulama mata air yang orang datang rindu, jangan jadi air pam kalo tidak di undang tidak keluar dia kalo tidak di bayar tidak keluar dia tidak siqoh dalam dakwah memilah-milih dalam dakwah, akhirnya retorika-retorika saja intinya dia mencari uang ini ngamen ikhwah, atau menjadi juru dakwah air comberan munafik dia berbuat maksiat.

Dakwah kita utamakan, kita berkumpul karena mengutamakan dakwah kita bisa bersama karena mengutamakan dakwah jadi benang tasbih walaupun bijiannya warna-warni, kalau benangnya adalah dakwah kita akan bisa bersama ikhwah. Islam bisa berkembang karena dakwah Rasul menyerbarkan pada para sahabat, mereka wafat lalu menyebar ke salafushalih  dan kita bisa begini pun juga karena dakwah, maka dakwah yang di utamakan di mulai dari diri sendiri(fardiyah), keluarga kita (ahliyah), lalu sahabat-sahabat kita lalu khususnya orang-orang penting, lalu tabliq, taklim (istimaiyah) kemudia umumnya siapapun didakwahi tanpa merasa paling suci.

Kemudia kalau dakwah yang menjadi prioritas maka yang kedua adalah ukhuwah, nah buah dari orentasi dakwah itu adalah ukhuwah banya kita berbeda fahan dengan kawan-kawan yang misalnya: membit’ah kan zikir, kita sayang pada yang membit’ahkan zikir ngak ada masalah, tidak penting perbedaan itu yang penting ukhuwahnya yang penting dakwahnya. Hanya karena erbedaan kunut tidak kunut tidak penting perbedaan itu yang penting ukhuwahnya, tidak pnting zikir berjamaah itu yang penting semua umat itu bertobat itu yang penting, jadi hal-hal yang kecil yang masih persoalan furu’iyah kecuali yang sudah difatwakan dengan jelas (bayyan) oleh majelis ulama indonesia. Ada yang kita bersama ada yang kita tidak bisa bersama.

Kemudia yang ketiga kalau sudah dakwah yang menjadi prioritas maka ukhuwah, kalau ALLAH sudah menjadi tujuan priorias nakbudu’ kami beribadah bersama, kami mohon pertolongan kepada ALLAH, kami dan bukan aku, aku kamu lebur menjadi kami, kemudian yang ketiga maslahah yang di kedepankan, kita disamping masjid ada musola yang berbeda yang tidak sependapat dengan sepeker ‘aspek’ anti speker musolanya hancur bocor kita bangunkan subhanalloh tidak ada masalah sepeker tidak sepeker maslahahnya untuk umat biar bisa solat di musola itu. Ini kemaslahahan harus dikedepankan setelah ukhuwah dan prioritas dakwah maka bahagia sekali. Ini saatnya bukan lagi retorika-retorikaan, bukan lagi main-main dakwah, bukan lagi eksis-eksisa diri, tidak perlu geer dengan pujian dan tidak perlu sakit hati dengan hinaan, saatnya kita menjadi teladan bagi umat jadi mata air menjadi cahaya.

Apa yang di hati itu yang di fikirkan, apa yang di fikirkan itu yang di ucapkan, apa yang di ucapkan itu yang diamalkan (alif hidupnya), istiqomah siqoh lahir batin taat pada ALLAH, figur teladan bagi umat tidak lagi main-main menjual dan memainkan kata tidak perlu dengan gaya-gaya tidak perlu takut dengan cacian hinaan gosip, keniscayaan akan di caci maki oleh orang mujrimun itu, fitnah itu menyakitkan kkotoran tapi dengan iman itu bisa menyenangkan bisa menjadi pupuk yang menyuburkan keimanannya baginya. Ketahui lah ikhwah yang paling pantas berdakwah itu siapa? Hamba yang istiqomah yang tidak main-main kata-katanya makanya surat dalam fusilat mereka yang istiqomah lalu mereka berdakwah, ikhwah bahasa itu rasa, umat itu bisa merasakan mana yang main-main kata mana yasng seirus berdakwah, mana yang istiqomah, mana yang setiap kata-katanya betul-betul mencintai umat inilah keadaan sekarang!
Puncak perjuangan kita adalah tegaknya syariat ALLAH dinegeri yang kita cintai ini dan tegaknya kilafah islamiah.

(ustd Arifin Ilham)

Nikmat Mengenal Al Quran

Jazakumulloh ikhwah fillah terlebih para asatidz. Mereka yang telah berjasa dalam memberika pengajaran tentang cahaya terang kepada umat diperadaban ini. Memancarakan ketegasan sikap diatas keyakinan yang kuat. Syaikhul Tarbiyah Ustd Rahmat Abdullah memberika pengajaran kepada khalayak. “Alangkah mudahnya mengekar huruf-huruf sejarah. Alangkah panjangnya menenpuh jalan, jurang, ngarai, tebing dan pendakian sejarah yang harus dilalui. Yang ini menengok sekejap ke masa lalu dan yang itu memandang jauh ke depan, seraya menguatkan azam megasah akal”.

Yakin lah dahulu umat ini punya kisah emasnya. Menguasai sepertiga dari belahan bumi ini. Sejarah emas yang tak pernah terhapus dari tinta sejarawan yang tsiqoh di jalannya, tinta para Ulama yang menggambarkan betapa masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdul Aziz membuka mata peradaban, betapa tak butuhnya Umat ini dengan harta, sangking kayanya iman dan bergelimpahan harta maka tak ada orang yang mau menerima Zakat. Konon sang zakat diberikan ke non-Muslim dibelahan bumi Ethiopia sana. Kini sejarah emas itu masih tetap mengharum di Abad 21 ini.

Produk sejarah Islam tak pernah kehabisan stoknya, seharusnya kita takjub pada kitab pedoman Islam. Ber abad-abad yang lalu di turunkan, tapi masih tetap terjaga sampai sekarang. Tak ada tangan makhluk pun yang dapat merubahnya. Sampai sekarang masih sama seperti yang dulu ia awali dari surat yang berjumlah 114, pembuka surat yakni Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas. Jumlah ayatnya menurut pendapat Ulama Mekah ialah 6219 ayat, menurut Ulama Kufah berjumlah 6236, menurut Ulama Basra berjumlah 6204 ayat dan menurut pendapat Ulama Syam berjumlah 6226 atau 6225 ayat. Ada beberapa perbedaan pendapat ini disebabkan adanya perbedaaan beberapa waqaf (tempat berhenti). Jumlah kata dalam Al Quran menurut pendapat Atha’ ibn Yasar 77,439, sedangkan hurufnya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Salam Abu Muhammad al-Hamamani sebanyak 340.740 huruf.

Keterjagaan sejarah peradaban Islam membuat kita tak bisa lagi membantahnya. Beribu-ribu otak merekamnya, sampai detil dan tanda huruf baca. Keagungannya saat ini masih terasa bagi bibir mereka yang langganan setiap harinya. Tak kan tertandingi karena yang tak tahu artinya pun bisa menghafal banyak baginya tanpa cela. Yang menjadi penasehat pribadi, sarana curahkan isi hati, berbincang mesra pada Khaliq-Nya, dan mengambil semangat daya jiwa. Ia Al Quran menjadi nutrisi bagi tubuh manapun yang lunglai. Menjadi syifa untuk yang sakit, menjadi Oase di tengah gersangnya perjalanan. Usman ibn Affan mengatakan “seandainya ada iman di dalam diri, maka ia tidak akan pernah bosan membaca Al Quran”.
Al Quran diturunkan dengan metode pengajaran terbaik yang pernah ada, tak cukup agung menggambarkannya. Diturunkan kepada orang yang bermental pengalaman, secara berangsur-angsur, perlahan dan teratur. Disesuaikan dengan kejadian, selama 22 tahun, 2 bulan, 12 hari menurut pendapat yang paling kuat.

“Dan Al Quran itu Kami turunkan secara berangsur-angsur, agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia. Dan kami menurunkannya bagian demi bagian” (Al Isra’ 106).
Ini bukan perkataan manusia karena ia mengandung makna dengan standar bahasa Arab yang jelas, segala salinan dan terjemahan dapat di koreksi. Terjamin ke-Oriannya.
“dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Rabb Semesta Alam. Dan di bawa turun oleh Ar Ruh Al Amin –Jibril- ke dalam hatimu –Muhammad- agar kamu menjadi salah satu di antara para pemberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas” (Asy Syu’ara 192-195).

Sekiranya masih tetap saja ada yang meragukan sebagai bukti, Alloh berkehendak menurukannya kepada seorang yang ummi (tak mengerti baca tulis). Membuka cakrawala pembacanya tentang wajah Islam yang Syamil, jauh dari paradoks seperti kitab ‘suci’ yang lain. Pembesar Quraisy bahkan ia disebut Cendikiawan besar Quraisy, Al Walid ibn Almughirah, seorang yang paling tahu kebenaran Al Quran, namun ia juga yang mendustakan pernah megatakan “sungguh Al Quran ini mengandung kenikmatan dan keindahan. Bagian atas mengulurkan buah dan bagian bawah memberi kesuburan... ini bukan perkataan manusia!”. Bahkan banyak yang kita tahu dari sejarah peradaban, bahwa ketika Al Quran di bacakan dihadapan para pembesar-pembesar, bahkan raja dan kaisar mereka jatuh, tersentak dan menangis karena kebenaran yang disertakan oleh Al Quran.

“Alloh telah menurunkan perkataan yang paling baik, Al Quran yang serupa (kualitas Ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Gemetar karnanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian tenang kulit dan hati mereka waktu mengingat Alloh...” (Az Zumar 23).
Ada jutaan lisan yang melafalkannya tiap hari. Ia bisa diselesaikan lengkap 30 juz dalam satu raka’at sholat malam seperti yang dilakukan Tamim ibn Aus Ad Dariy. Atau seperti Imam Asy-Syafi’i yang menghatamkan dua kali sehari dalam Ramadhannya atau kita mengenalnya 60 kali katam pada bulan Ramadhan. Para generasi Salaf mereka adalah orang orang yang mengetahui betapa berharganya Al Quran. Al Imam Muhammad ibn Ismail Al-Bukhari menghatamkan Al Quran pada siang bulan Ramadhan setiap harinya dan setelah melakukan sholat tarawih beliau menghatamkan setiap tiga malam sekali. Al Imam Sufyan Ats-Tsauri jika datang bulan Ramadhan beliau meninggalkan manusia dan mengkonsentrasikan diri untuk membaca Al Quran. Ia bisa selesai dalam satu hari seperti Salaful ummah melalui hari-hari Ramadhannya. Tiga hari, tujuh hari, sepuluh hari, dan sebulan adalah jenjang-jenjang yang lebih mulia untuk waktu pengkhtaman berikut.
“dan sungguh, telah kami mudahkan Al Quran untuk pengingat, maka adakah orang yang mau mengambil pelajarannya?” (Al Qomar 32)


Baik lah ikhwah fillah, atas nikmat-Nya kita kenal Islam, kenal Al Quran. Sungguh tak cukup rasanya membeberkan apa saja yang telah Alloh beri nikmat ke makhluk yang fakir ilmu ini. Bahkan dengan mengucap ‘Alhamdulillah’ seumur hidup pun masih jauh dari keberlimpahan Rahmat yang Alloh karuniakan. Semoga kita bisa menjadi sahabat yang hari-harinya selalu mengingatkan. Smoga bisa jadi nutrisi bagi kita yang perduli...